Header Ads

Bertekad Menempa Diri di Tanah Seberang

Foto  :   Keluarga Bapak Lalu Padlan

Alkisah ada seorang anak yang sedang bermain di kebun menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan pohon yang rendah. Diamatinya kepompong tersebut, ia tertegun ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang kecil yang ada pada ujung kepompong tersebut.

Nampak kupu-kupu itu berhenti mencoba meski sudah berusaha semampunya. Rupanya si anak merasa iba melihat kejadian ini sehingga ia mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu dibukanya badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.

Apa yang terjadi? Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa si kupu-kupu mungil terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman.

Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya.

Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.

Itulah cerminan kehidupan Bapak Lalu Padlan, seorang lelaki asli Pulau Lombok yang tidak ingin dimanjakan keadaan. Kalau hanya ingin hidup sewajarnya saja, tidak sulit bagi Bapak yang kini mempunyai empat anak ini tetap tinggal di kampung halaman sendiri. Untuk ukuran orang kampung setempat yang biasa diukur dari tingkat kepemilikan tanah, maka Bapak Padlan termasuk orang yang beruntung karena orang tuanya termasuk kelas ekonomi menengah ke atas dengan kepemilikan tanah yang cukup luas. Kondisi inilah yang bisa menjamin kehidupan yang layak keluarga Pak Padlan di kampung halaman.

Namun toh itu semua tidak menyurutkan keinginan yang kuat dari Bapak Padlan untuk merantau, berpisah dengan keluarga demi menempa diri di tanah orang. Dari sinilah kemandirian hidup Bapak Padlan dimulai. Berbekal ijazah SMA, pada tahun 1989 berangkatlah Pak Padlan menuju Pulau Kalimantan, tepatnya di Banjarmasin untuk mengadu nasib mencari pekerjaan.

Tidak sia-sia memang, jauh meninggalkan kampung halaman langsung dapat pekerjaan meski lokasinya jauh di pelosok hutan Kalimantan. Sebuah perusahaan eksploitasi kayu menjadi tempat menyandarkan hidup pertama kali datang di Kalimantan. Lebih kurang 3 tahun lamanya bergelut dengan pekerjaan di tengah hutan yang cukup terisolasi dengan dunia luar, maklum saat itu transportasi dan komunikasi masih cukup sulit. Sedikit lega pada akhirnya pada tahun 1991 bisa pindah ke kota Banjarmasin.

Tinggal di lingkungan baru di kota Banjarmasin menjadi babak baru bagi kehidupan Pak Padlan. Banyak suka dukanya, namun perlu disyukuri karena tinggal di kota ada peluang lain yang bisa dikerjakan dan bisa lebih mengembangkan diri. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menjadi salah satu yang dipilih Pak Padlan dengan mengambil waktu kuliah pada jam malam hari. Dari pada waktu kosong, katanya. Akhirnya gelar sarjana ekonomi diraihnya pada tahun 1995.

Selama tinggal di kota Banjarmasin pula Pak Padlan bisa melangsungkan pernikahannya pada tahun 1994, mungkin kalau masih bekerja di hutan akan lebih lama lagi baru bisa kawin. Kenang Pak Padlan yang kini dari hasil pernikahannya dengan istri yang masih ada hubungan keluarga, telah dikaruniai 4 orang anak.

Namanya kerja di perusahaan swasta tentu ada pasang surutnya. Kenangan pahit dirasakan Pak Padlan ketika perusahaan tempat ia bekerja menghentikan operasionalnya pada tahun 2004. Tak pelak lagi Pak Padlan harus menerima keputusan perusahaan, dia termasuk deretan nama karyawan yang diberhentikan. Beban hidup memang cukup berat saat itu, dengan empat orang anak yang semuanya masih memerlukan biaya untuk pendidikannya.

Tak menyerah sampai di sini, demi kebutuhan hidup dan rasa tanggung jawab terhadap anak, Pak Padlan berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan pekerjaan baru. Alhamdulillah patut bersyukur, tidak perlu waktu menganggur cukup lama Pak Padlan bisa mendapatkan pekerjaan baru, lagi-lagi bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Mungkin sudah takdir Pak Padlan bekerja di perusahaan swasta, hingga keluar masuk bekerja di suatu perusahaan sering dialami. Hingga kini kalau dihitung tidak kurang lima perusahaan tercatat pernah menjadi tempat sandaran hidup Pak Padlan.

Namun yang perlu dicatat selama bekerja di beberapa perusahaan swasta, Pak Padlan tidak pernah mengundurkan diri, tetapi karena kondisi perusahaan lah yang menyebabkan beliau harus berhenti bekerja dari perusahaan tersebut. Oleh karenanya dalam bekerja Pak Padlan boleh dibilang cukup loyal, ini yang patut diteladani. Hingga saat inipun Pak Padlan masih aktif bekerja di sebuah perusahaan swasta di kota Banjarmasin. Beliau akan terus bekerja hingga tidak dipakai perusahaan, demikian katanya kepada penulis.

Menurut penuturannya, apa yang didapat selama ini sudah cukup untuk disyukuri. Kalau berpikir kurangnya tentu namanya manusia tidak ada cukupnya, demikian katanya dengan bersahaja. Kini dua anak tertuanya sudah bisa bekerja sendiri sehingga sedikit bisa meringankan beban Bapak Padlan yang kini sudah memasuki usia kepala lima. Merupakan suatu kebanggaan bisa mendidik anak hingga bisa bekerja mandiri.

Memasuki usia yang sudah medekati masa pensiun ini, Bapak Padlan menyadari bahwa tidak sekedar urusan dunia saja yang perlu dipikirkan, namun akherat juga jauh lebih penting. Menyadari hal itu, sedikit meluangkan waktu Bapak Padlan tidak lupa untuk belajar memperdalam ilmu agama Islam yang dianutnya.

Bukan hanya soal ibadah yang dipelajari, namun juga masalah muamalah atau hubungan sosial kemasyarakatan tidak ketinggalan. Juga masalah dalam keluarga hingga menyangkut kebutuhan sehari-hari, yang semuanya ditinjau dari pandangan sisi agama. Misalnya saja produk keuangan yang berbasis syariah seperti tabungan syariah, asuransi syariah, asuransi wakaf, pegadaian syariah dan sebagainya. Harus diakui itu semua kini baru berkembang di tengah masyarakat. 

Asuransi wakaf adalah salah satu produk keuangan syariah dari Allianz, lebih jelasnya Anda bisa akses website : https://www.allianz.co.id/produk/asuransi-syariah/fitur-wakaf. Tidak setiap perusahaan asuransi memiliki produk yang satu ini. Wakaf tentu bagi orang Islam tidak asing lagi, yaitu salah satu amalan dalam Islam melalui penyaluran harta benda untuk kepentingan masyarakat serta mendapatkan keberkahan pahala yang tidak terputus sampai akhirat kelak. Beberapa keunggulan asuransi wakaf adalah : 

1. Memberikan Berkah, pahala yang terus mengalir selama nilai wakaf dimanfaatkan.
2. Setoran ringan, mempersiapkan nilai wakaf melalui setoran Kontribusi Berkala.
3. Amanah, penyerahan nilai wakaf kepada Lembaga Pengelola Wakaf (Nazhir) yang terpercaya.
4. Memberi sumbangsih, bermanfaat untuk sosial dan ekonomi masyarakat bersama.

Itulah upaya menempa diri yang telah dilakukan Bapak Padlan, meski kini masih perlu melanjutkan perjuangan itu terus. Hidup memanglah penuh dengan perjuangan. Jika ingin berhasil dan menjadi manusia sukses, tentu harus melalui sebuah proses yang terkadang menyakitkan jika dirasakan. Janganlah menjadi seperti anak manja yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua kita. Karena hal itu sangatlah tidak baik untuk membentuk karakter dan jiwa kita dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini.

Begitulah falsafah yang dipegang erat oleh Bapak Padlan, tentu pada akhirnya semuanya kita serahkan kepada yang Maha Kuasa,. Ada satu mimpi yang diharapkan bisa menjadi kenyataan oleh Bapak Padlan, yaitu bisa berangkat ke tanah suci entah melalui umroh atau haji. Semoga mimpi Bapak Padlan bisa benar-benar terwujud. Amin. 




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.